Inspiration Words

"Beri aku seribu orang tua,niscaya akan aku cabut semeru dari akarnya.Beri aku satu anak muda,niscya akan aku guncangkan dunia"( Bung Karno )
                                                                          

Kamis, 18 November 2010

Berebut Daging Kurban



Idul Adha merupakan salah satu hari raya besar bagi umat Islam diseluruh dunia,termasuk di Indonesia.Suara takbir,tahmid dan tahlil bergema memenuhi jagad bumi ini.Semua memuji kebesaran-Nya,yang tiada Tuhan selain-Nya yang telah menciptakan alam dan seisinya.
Idul adha yang identik dengan kisah suci pengorbanan Nabi Ibrahim dan keikhlasan Nabi Ismail memang telah memberikan banyak pelajaran bagi manusia.Betapa cinta tertinggi itu seharusnya hanya diperuntukkan bagi ALLAh SWT.
Selain itu Idul adha juga identik dengan penyembelihan hewan kurban,tentunya bagi mereka yang mempunyai kemampuan untuk itu.Daging kurban itu kemudian diberikan kepada orang-orang yang tidak mampu,dengan harapan mendapatkan keridhoan ALLah SWT.
Namun alangkah mirisnya ketika kita menyaksikan diberbagai stasiun televisi,ribuan warga kita harus berebut jatah daging kurban tersebut.Ada yang rela menunggu dari pukul 02.00 dinihari,berdesak-desakan,terinjak-injak bahkan ada yang sampai mengalami patah tulang hanya demi mendapat kan jatah daging kurban tersebut.Apakah yang dapat kita renungkan dari semua itu?? Beginikah potret kehidupan masyarakat kita??
Sementara dilain pihak para koruptor bebas berkeliaran,makan enak setiap hari.Kemana nurani mereka??

Kamis, 11 November 2010

Gayus..gayus...


Beberapa hari ini berbagai media mengangkat headline tentang Gayus Halomoan Tambunan yang disinyalir menyuap para petugas penjara sehingga dia bisa bebas keluar masuk penjara tersebut.Berbagai photo Gayus yang sedang asyik menonton kejuaraan tennis di Bali menjadi bukti kuat bahwa dia telah berhasil membeli hukum dinegeri ini.Dia dengan enaknya bisa bebas berkeliaran,padahal seharus nya dia berada dibalik terali besi Mako Brimob untuk menjalani hukumannya.Hal ini benar-benar pelecehan terhadap hukum di Indonesia,khususnya lagi terhadap Institusi Kepolisian tempat Gayus seharusnya di tahan.Sekaligus hal ini menguak tanda tanya,apakah seperti itu hukum di Indonesia? Bisa dibeli oleh orang-orang yang punya uang banyak? Separah itukah mental aparat penegak hukum kita? yang mau disogok-sogok??

Selasa, 09 November 2010

Objek Wisata Jambi


Museum Negeri Jambi
Terletak di perempatan jalan Prof. Dr. Soedewi Sofwan dan jalan Urip Sumoharjo, Kotamadya Jambi. Museum ini dibangun pada tahun 1981 di atas tanah seluas 13.350 meter persegi dengan luas bangunan kurang lebih 4000 meter persegi. Di museum ini terdapat berbagai peninggalan sejarah dan budaya Jambi serta informasi tentang potensi alam yang terdapat di wilayah Jambi. Bentuk rumah Kajang Loko merupakan ciri khas dari arsitektur Museum Negeri Jambi.

Taman Anggrek Prof. Dr. Sri Soedewi Sofwan        
Terletak di Kecamatan Telanaipura 5 kilometer dari pusat kota Jambi dengan luas areal kurang-lebih 25.056 meter persegi. Taman Anggrek ini dibangun atas prakarsa almarhum Prof. Dr. Soedewi Sofwan dan diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto pada tanggal 4 April 1984. Di dalam taman ini terdapat bangunan utama yaitu plaza, bangunan terbuka dalam bentuk joglo sebagai pusat layanan informasi, bangunan untuk budidaya anggrek, sebuah laboratorium, kolam alam dan sebagainya.

Taman Rimba Aneka Ria
Terletak di Kecamatan Jambi Selatan bersebelahan dengan Bandara Udara Sultan Thoha Syafuddin. Luas areal Taman Rimba Ria ini kurang lebih 36 hektar yang sebagian besar ditumbuhi pohon-pohon rindang. Di dalam kawasan taman ini tersedia arena bermain anak-anak, kebun binatang dan arena memancing.

Kolam Renang Tepian Ratu
Dibangun di Kecamatan Telanaipura, berjarak 3 kilometer dari pusat kota Jambi. Kolam renang ini merupakan kolam renang bertaraf internasional dengan ukuran 20x50 meter dalam areal seluas 3 hektar. Kolam renang dilengkapi dengan tribun yang dapat menampung lebih dari 10.000 penonton.

Taman Mayang Mangurai
Taman ini terletak di Kecamatan Telanaipura berjarak kurang lebih 6 kilometer dari pusat kota, bersebelahan dengan luas areal kurang lebih 1 hektar. Di taman ini dapat disaksikan bangunan rumah adat Jambi yang menyimpan pakaian adat dari daerah tingkat II sepropinsi Jambi beserta perlengkapan tradisional lainnya.

Sanggar Batik dan Kerajinan
Dibangun di atas Kecamatan Telanaipura, berjarak kurang lebih 4 kilometer dari kota Jambi sebagai tempat berbagai jenis kerajinan seperti batik khas Jambi, anyaman rakyat, batu-batu akik dan lain-lain. Selain tempat membuat kerajinan-kerajinan tersebut juga sebagai tempat pemasarannya, termasuk batik tradisional.

Taman Wisata Indah Setiti
Tempat wisata ini terletak di Desa Setiti, Kabupaten Batanghari, berjarak kurang lebih 19 kilometer dari kota Jambi. Luas areal taman kurang lebih 6 hektar dilengkapi dengan taman bermain anak-anak, patung-patung berbagai jenis hewan, goa-goa dan danau-danau buatan untuk rekreasi.

Muara Jambi
Terletak di Desa Muara Jambi, Kecamatan Sekeman, Kabupaten Batanghari 25 kilometer di sebelah timur laut kota Jambi dan dapat dicapai melalui sungai Batanghari dan juga melalui jalur darat. Di kawasan ini terdapat beberapa candi yaitu Astano, Tinggi, Gunung Kembar Batu, Gedong, Kedaton dan Kota Mahligai. Penelitian terhadap peninggalan sejarah dan purbakala di Desa Muara Jambi ini telah dilakukan sejak tahun 1810 sampai tahun 1988. Salah satau temuan arca di Candi Gumpung yaitu arca Prajuaparamita dari zaman Singasari.

Bukit Dua Belas
Bukit ini terhampar di kecamatan Paul Kabupaten Bangko kurang lebih 60 kilometer dari kota Bangko. Sejak tahun 1985 ditetapkan sebagai hutan lindung/cagar biosfir dengan luas areal 28.408 hektar. Penetapan sebagai hutan lindung, disamping tempat hidup suku Anak Dalam (Suku Kubu) yang diperkirakan berjumlah kurang lebih 1000 jiwa. Di daerah pinggiran hutan lindung ini terdapat sumber air panas yang mengandung lumpur panas yang menarik untuk dikunjungi.

Senin, 08 November 2010

Setahun Pengakuan Batik Oleh UNESCO

  
Tepat satu tahun yang lalu, pada 2 Oktober 2009, UNESCO—lembaga PBB di bidang pendidikan dan kebudayaanmengakui batik Indonesia sebagai world’s intangible cultural heritage (warisan budaya dunia tak benda benda). Hari ini eforia batik masih menyelimuti seantereo negeri. Kekhawatiran pengamat mode bahwa demam batik hanya tren sesaat nampaknya tak terbukti sampai hari ini.

Tempoyak...maknyuuss......


Tempoyak merupakan jenis makanan yang sangat populer di Jambi.Tempoyak biasanya dikonsumsi sebagai lauk teman nasi.Tempoyak terbuat dari durian yang difermentasi,sehingga terasa asam dan memiliki bau yang sangat khas.Tempoyak biasa nya tidak dimakan secara langsung,tapi dimasak terlebih dahulu dengan bumbu-bumbu tertentu dan di tambahkan bahan yang lain seperti ikan,membuat tempoyak menjadi sangat enak dinikmati,apalagi ditemani dengan nasi yang masih hangat.
 Tempoyak Ikan patin

Sabtu, 06 November 2010

"Ancol" Jambi


Kalau di Jakarta terdapat objek wisata Ancol,di kota jambi juga ada Ancol.Lokasi nya terletak di depan rumah dinas Gubernur Jambi.Kawasan ini terletak di pinggir jalan dan dibelakang nya terdapat aliran sungai batanghari yang merupakan sungai terpanjang disumatera.Kawasan"Ancol" Jambi ini selalu ramai dikunjungi oleh warga masyarakat yang ingin bersantai-santai sambil menikmati aliran sungai batanghari dan ditemani dengan beraneka jajanan yang ada dilokasi tersebut.Salah satu makanan yang paling populer adalah Jagung Bakar.
Biasa nya kawasan ini mulai ramai dikunjungi pada waktu sore hari sekitar pukul 16.00 WIB sampai malam.Para pengunjungnya mulai dari muda-mudi sampai orang-orang tua.

Jumat, 05 November 2010

Negeri 1001 Bencana


Indonesia memang negeri yang tak putus dirundung gebalau alam berupa kekeringan, gempa bumi, tsunami, dan puting beliung. Predikat Indonesia telah bergeser, dari negeri kaya sumber daya alam menjadi negeri berlumuran bencana alam. Ketidakberdayaan mengantisipasi dan menangani anomali cuaca membuat bangsa Indonesia setiap tahun harus menjalani ritus paradok air.
Cermin anak benua
Aduhai. Mari becermin dari pengalaman anak benua. Ketangguhan bangsa India bertahan dalam kesulitan akibat bencana dilaporkan Dominique Lapierre dalam The City of Joy (1992). India, setali tiga uang Indonesia, merupakan negeri langganan banjir, angin ribut, dan bencana kekeringan.
Asish Gosh, warga Desa Harbangha, sebagaimana dikisahkan Dominique Lapierre, bersama istri dan ketiga anaknya terjaga di sepanjang malam jahanam. Mereka bertahan dari serangan angin dan curah hujan lebat dalam gubuk lempung. Keluarga Gosh menyelamatkan diri meninggalkan rumah, kolam besar penuh gurameh, dan tiga sapi melenguh di kandang. Asish menoleh ke belakang seraya menghibur diri bahwa puting beliung bakal mengasihani harta miliknya. Sambil memegang erat tangan istri yang menangis tersedu, Asish mendapati hasil jerih payahnya diporakporandakan badai.
Kemarahan langit menyebabkan rumah dan pepohonan lumat. Perahu, kereta api, dan bus terangkat dan diempaskan kembali bagaikan tumpukan jerami. Tanggul sungai runtuh. Bendungan jebol. Ribuan orang hanyut terseret arus. Daratan terendam magma campuran air asin, lumpur, sampah, dan bangkai binatang maupun manusia. Terperangkap hujan badai menggila, sehari semalam keluarga Asish Gosh dan pengungsi lain diselamatkan sebuah mushala di atas bukit.
Asish sempat menyaksikan satu keluarga terdiri enam orang berusaha keras memegangi batang pohon. Sebuah pusaran arus menelan batang ringkih itu bersama seluruh muatannya. Teror berlangsung terus-menerus sebelum pusaran angin berpindah ke arah laut. Dua hari berjalan kaki, keluarga Asish sampai di Canning, kota kecil sekitar 40 kilometer di pedalaman Teluk Bengali. Mereka berjuang dalam capek dan lapar mengarungi lembah penuh bercak kehancuran dan terantuk tubuh-tubuh tak bernyawa.
Pemerintah, yang khawatir mendapat kecaman karena dianggap teledor atau tidak tanggap, sengaja membiarkan ketidakjelasan. Pengungsi terancam mati kelaparan, kehausan, dan kedinginan. Paradoksnya, sementara air bah melimpah di mana-mana, tidak setetes pun air bersih tersedia buat diminum. Masalah pertolongan dan bantuan untuk korban selalu menimbulkan sengkarut perselisihan. Penguasa di Kalkuta dan New Delhi saling melempar tanggung jawab. Diperlukan waktu tiga hari untuk bersepakat tentang operasi penyelamatan awal.
Aroma kematian menyeruak di mana-mana. Kendati imbalan besar disediakan buat mengurus ribuan mayat, para penggali kubur profesional yang dikirim pemerintah hanya bertahan dua hari. Para narapidana yang dikerahkan sebagai pengganti ogah-ogahan melaksanakan tugas. Tentara pun dikirim buat mengatasi keadaan. Teluk Bengali berubah menjadi tempat kremasi raksasa.
Skenario tamak
India dan Indonesia sami mawon. Ular kobra menggigit tidak hanya sekali. Rentetan bencana datang beruntun silih berganti. Bencana banjir di Trenggalek dan Tulungagung, ambruknya kawasan perkebunan di perbukitan Ciwidey Bandung Selatan, Tawangmangu, dan Sumatera Barat merupakan kombinasi bencana alam campur aduk dengan bencana birokrasi tata laksana kawasan.
Tenggelamnya kota-kota di sepanjang DAS Bengawan Solo, Ciliwung, Citarum, dan Batanghari Riau bukan akibat kemarahan alam semata. Pemanasan global, perubahan iklim, dan perubahan cuaca ekstrem penyebab curah hujan bertemu kegelojohan manusia mengubah peruntukan lahan.
Kerakusan itu tak ubahnya skenario kiamat saudagar kayu Erisychthon (baca: Er-is-ya-thon). Erisychthon merupakan legenda keserakahan dalam mitologi Yunani. Sebuah pohon istimewa yang dicintai para dewa tumbuh di ladang milik Erisychthon. Doa-doa orang beriman dikaitkan pada ranting dan cabang pohon yang sangat banyak. Roh-roh suci menari-nari di sekitar pohon yang elok dan permai itu. Erisychthon sama sekali tidak peduli dengan keistimewaan pohon itu.
Kecenderungan Erisychthon menaksir seberapa banyak kayu yang bisa dihasilkan. Pohon itu pun ditebang dengan kapak. Ia melawan semua protes yang ditujukan padanya. Semua kehidupan ilahiah yang bersemayam di pohon itu pun sirna. Dewa mengutuk keserakahan Erisychthon. Saudagar kaya raya itu didera rasa lapar tiada berkesudahan. Seluruh harta bendanya ludes untuk membeli persediaan makanan. Ia bahkan memakan istri dan anak sebelum akhirnya memangsa tubuhnya sendiri.
Legenda Erisychthon ditempatkan pada situasi kontekstual Indonesia, menunjukkan strategi kebudayaan bercorak antagonistik. Aku mengumbar ketamakanku dengan seolah-olah menyelamatkanmu. Kampanye menanam sejuta pohon hanyalah taktik kebakaran jenggot mengejar layangan putus. Bukit dikepras. Hutan digunduli. Laut direklamasi. Inilah akar masalah mengapa bangsa Indonesia bagai menahan air bah dengan sehelai jerami.
Amboi. Ayo belajar dari Nabi Nuh buat mengatasi skenario kiamat Erisychthon. Nabi Nuh, jauh sebelum air bah datang menyapu seluruh permukaan bumi, membikin kapal raksasa. Kecuali buat menyelamatkan manusia dari terjangan banjir, kapal dirancang untuk menjaga kelestarian flora dan fauna. Segala jenis tumbuhan dimasukkan ke kapal. Sepasang-sepasang segala jenis binatang melata, mamalia, dan unggas dijadikan penumpang istimewa kapal.
Nabi Nuh teladan antisipasi kehancuran. Preseden bagus perilaku visioner menyantuni generasi mendatang. Bukan perilaku jangka pendek demi keuntungan sesaat yang menurunkan derajat manusia sebagai tikus got karena tiap tahun dipaksa berenang di atas arus deras banjir.
Pengendalian diri, esensi nubuat Nabi Nuh, merupakan salah satu prinsip transformasi menuju hidup lestari dan berkelanjutan. Mekanisme kontrol agar perilaku tamak tidak berubah menjadi monster sepanjang tahun yang memangsa bangsa Indonesia sendiri.

Rabu, 03 November 2010

Warning!!!!

ANAK KRAKATAU MENGGELIAT, NELAYAN TETAP NEKAT : Sejumlah nelayan di Lampung Selatan semakin marak dan nekat menangkap ikan di perairan sekitar Gunung Anak Krakatau (GAK) meskipun gunung api itu bersatus waspada. Populasi ikan di perairan tersebut cukup banyak beberapa pekan terakhir sejak aktivitas GAK meningkat. Selain populasi ikan lebih banyak, ukuran ikan hasil tangkapan juga rata-rata berukuran besar yang membuat nelayan antusias melaut di perairan itu. Ternyata fenomena meningkatnya aktivitas GAK sudah menjadi hal biasa bagi nelayan, asalkan berada di jarak aman dan membaca arah mata angin sebelum melaut agar terhindar dari semburan abu dan pasir vulkanik GAK. KF/v/antara
STATUS GUNUNG GAMALAMA MASIH "WASPADA" : Gempa vulkanik di sekitar Gunung Gamalama (1.715 m dpl), Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) terus meningkat sejak 29 Oktober lalu. Asap juga terlihat dari Gunung Gamalama, kadang asapnya berwarna putih, namun di saat lain berwarna kelabu. Meski demikian, status gunung ini tidak mengalami peningkatan, tetap berstatus waspada. Status waspada Gunung Gamalama telah ditetapkan sejak 2008 lalu. Hingga kini statusnya belum dicabut karena memang belum ada penurunan aktivitas.

Dihimbau agar masyarakat mengabaikan isu-isu yang menyesatkan. Karena bila status gunung berubah, maka pemerintah pasti akan segera menyampaikannya. Sekaligus pula bagi masyarakat atau pengunjung diminta untuk tidak mendekati puncak gunung dalam radius 2 km. KF/v/detik (foto : gunung gamalama)
WASPADA..!! GUNUNG SEMERU MULAI SEMBURKAN WEDHUS GEMBEL : Aktivitas Gunung Semeru terus meningkat. Sekitar pukul 06.15 WIB, Kamis (04/11), Semeru menyemburkan awan panas atau biasa disebut wedhus gembel. Semburan menyebar hingga sejauh 4 kilometer, awan panas mengarah ke aliran sungai Kesubak. Pantauan di lokasi, sejak 4 kilometer dari pos Pantau Semeru di daerah Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro memang terlihat bekas awan panas. Utamanya dari arah tenggara puncak Semeru. Pepohonan pun terkena abu vulkanik. KF/v/inilah (foto : gunung semeru)
GUNUNG KERINCI DITUTUP UNTUK PENDAKIAN : Gunung Kerinci yang merupakan gunung berapi tertinggi di Sumatra, menjadi tujuan pendakian favorit di kalangan kelompok pecinta alam. Kini Gunung Kerinci tertutup untuk pendakian hingga tahun baru mendatang karena aktivitasnya yang terus meningkat dan dinilai berbahaya bagi keselamatan pendaki.
Statusnya yang kini waspada, tidak menutup kemungkinan penutupan akan memakan waktu lebih lama, sampai kondisi gunung tersebut dinilai benar-benar aman. KF/v/inilah (foto : gunung kerinci)

Selasa, 02 November 2010

Dahsyatnya Merapi

Merapi menyisakan kerusakan dan kesedihan yang amat mendalam
Harta,benda bahkan nyawa menjadi korban keganasannya
Beginilah kalau titah alam sudah berkehendak
Tak ada satu kekuatanpun yang bisa menghalanginya

Mari kita renungi apa yang sedang menimpa bangsa kita
Sambil kita berdoa semoga musibah ini cepat berlalu dari negeri in..

Batik Jambi

Batik merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia.Secara historis 
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
        Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.
        Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
        Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
        Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.
        Jaman Majapahit Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, dapat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.
        Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.
       Di Jambi,batik juga punya sejarah tersendiri, 
Pada zaman dahulu batik Jambi hanya dipakai sebagai pakaian adat bagi kaum bangsawan/raja Melayu Jambi. Hal ini berawal pada tahun 1875, Haji Muhibat beserta keluarga datang dari Jawa Tengah untuk menetap di Jambi dan memperkenalkan pengolahan batik. Motif batik yang diterapkan pada waktu itu berupa motif - motif ragam hias seperti terlihat pada ukiran rumah adat Jambi dan pada pakaian pengantin, motif ini masih dalam jumlah yang terbatas. Penggunaan motif batik Jambi, pada dasarnya sejak dahulu tidak dikaitkan dengan pembagian kasta menurut adat, namun sebagai produk yang masih eksklusif pemakaiannya dan masih terbatas di lingkungan istana.

Dengan berkembangnya waktu, motif yang dipakai oleh para raja dan keluarganya saat ini tidak dilarang digunakan oleh rakyat biasa. Keadaan ini menambah pesatnya permintaan akan kain batik sehingga berkembanglah industri kecil rumah tangga yang mengelola batik secara sederhana.

Perkembangan batik sempat terputus beberapa tahun, dan pertengahan tahun 70-an ditemukan beberapa lembar batik kuno yang dimiliki oleh salah seorang pengusaha wanita "Ibu Ratu Mas Hadijah" dan dari sanalah batik Jambi mulai digalakkan kembali pengembangannya. Salah seorang ibu yang turut juga membantu perkembangan pembatikan di Jambi adalah Ibu Zainab dan Ibu Asmah yang mempunyai keterampilan membatik di Seberang Kota.

Pada mulanya pewarnaan batik Jambi masih menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuh-tumbuhan yang terdapat di dalam hutan daerah Jambi, seperti :

  1. Kayu Sepang menghasilkan warna kuning kemerahan.
  2. Kayu Ramelang menghasilkan warna merah kecokelatan.
  3. Kayu Lambato menghasilkan warna kuning.
  4. Kayu Nilo menghasilkan warna biru.
Warna-warna tersebut merupakan warna tradisional batik Jambi, yang mempunyai daya pesona khas yang berbeda dari pewarna kimia.

Pada tahun 1980 tanggal 12 s/d 22 Oktober di Desa Ulu Gedong diadakan Pendidikan dan Pelatihan Batik di Kotamadya Jambi, diklat yang pertama kali di selenggarakan ini diprakarsai oleh Kanwil Departemen Perindustrian Propinsi Jambi (Drs. H. Suprijadi Soleh) bekerjasama dengan instansi terkait dan Ketua Tim Penggerak PKK Propinsi Jambi (Prof. Dr. Sri Soedewi Maschun Sofwan, SH.), dengan mendatangkan tenaga pelatih /instruktur dari Balai Besar Kerajinan clan Batik Yogyakarta.

Sampai saat ini tidak seorangpun tahu dengan pasti siapa pencipta motif batik tradisional yang sangat banyak jumlahnya, juga filosofi yang terkandung dalam motif tersebut. Yang jelas motif batik daerah Jambi mempunyai ciri-ciri khas tersendiri dan telah berkembang sedemikian rupa hingga dikenal oleh masyarakat Indonesia dan mancanegara.

Dengan munculnya industri tekstil bermotif batik, disatu sisi merupakan penunjang atas keberadaan dan pelestarian motif batik tradisional itu sendiri, karena semakin banyak yang menerapkan motif batik tradisional berarti pelestarian, terutama dari segi motif dapat dipertahankan. Tetapi dari segi kehidupan industri batik tradisional justru sebaliknya, karena tekstil bermotif batik yang diproduksi secara besar--besaran akan menjatuhkan harga batik tradisional disamping mempercepat tingkat kejenuhan motif akan tersebut dimata konsumen.
Kondisi persaingan antara industri tekstil bermotif batik dan industri batik tradisional, sebenarnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan, karena masing-masing produk mempunyai segmen pasar tersendiri, seperti :

  1. Segmen pasar eksklusif (berdisain khusus dan mewah, biasanya terbuat dari sutra dan merupakan batik tulis tangan yang sangat halus detailnya).
  2. Segmen pasar menengah (untuk kepentingan masyarakat umum).
  3. Segmen pasar massal untuk memenuhi kebutuhan seragam sekolah, organisasi, kantor dan sebagainya (batik cap yang diproduksi massal).
Oleh karena itu dalam upaya percepatan pengembangan kerajinan batik, kondisi ini merupakan persoalan yang harus diperhatikan, sehingga dalam pembinaan dan pengembangan industri batik tradisional, baik motif maupun industri batiknya sendiri, diharapkan dapat terus maju bersama dan saling mendukung, karena batik tidak hanya sekedar selembar tekstil dengan motif dan proses tertentu, tetapi merupakan khasanah hasil seni budaya bangsa Indonesia yang merupakan identitas kita, karena dimata dunia, batik identik dengan Indonesia. Hal lain yang juga sangat perlu diperhatikan sejalan dengan usaha untuk menembus pasar global adalah upaya agar motif batik Jambi mendapatkan pengesahan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) / Patent Rights baik secara Nasional maupun Internasional.



Derita kami



Perih ini semakin menjadi....
kala kusadari...
Petaka itu kembali terjadi....
Lahar memuncah....
kerikil..debu panas yang kembali meminta nyawa...

Terngiang ditelingaku jerit ketakutan mereka...
jerit anak-anak bangsa...
orang tua...
yang membuatku tak bisa memejamkan mata
malam itu...

Oh tuhan ku...
Pertanda apa ini...
Begitu murka kah Kau pada bangsa kami...
Inikah derita yang harus kami tanggung...
karena kelalaian kami....
Ampuni kami ya Tuhan...
Kasihani kami...
Bimbinglah kami....

Senin, 01 November 2010

Cinta Indonesia

Akhir-akhir ini,di tengah makin banyak nya bencana yang menimpa negeri ini,ada satu hal yang tak luput dari perhatian saya,yaitu makin solid nya rasa kebersamaan kita sebagai sesama anak negeri.Aksi solidaritas sebagai wujud kepedulian terhadap kemalangan yang menimpa para korban bencana bergema dimana-mana.Baik oleh mahasiswa,anak-anak sekolah,ibu-ibu rumah tangga dan lainnya.Kepedulian tersebut benar-benar membuat kita bangga sebagai anak bangsa.
Indonesia memang menjadi negara yang rawan bencana alam terutama gempa bumi dan gunung meletus.Hal tersebut dikarenakan posisi geografis Indonesia yang terletak didaerah yang di sebut Cincin Api Pasifik ( Ring Of Fire ).Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.
Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5–6% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah Sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika. Berikutnya adalah Mid Atlantic Radge.Hal ini membuat kita untuk harus selalu waspada terhadap kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi kapan pun.Gempa dan tsunami di Mentawai serta meletusnya gunung Merapi di Penghujung bulan Oktober 2010 lalu merupakan bukti bahwa kekuatan-kekuatan alam yang ada di bawah bumi kita ini dapat menebar bencana kapan saja.
Namun,terlepas dari apapun yang terjadi tersebut,ternyata semua nya yang diciptakan oleh Yang Maha Kuasa memang tidak ada yang sia-sia.Semua ada hikmahnya.Begitu juga dengan berbagai bencana yang datang.Setidak nya,dengan hadirnya bencana-bencana tersebut membuat kita sebagai sesama anak bangsa merapatkan kembali barisan yang selama ini barangkali telah tercerai berai akibat berbagai konflik dan kepentingan masing-masing.Bencana yang datang bertubi-tubi semoga membuat kita sadar betapa penting nya rasa kebersamaan dan persaudaraan dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa maupun bernegara.Kita tanggalkan sejenak segala atribut yang selama ini memisahkan kita.Mari kita bahu membahu membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan pertolongan kita.
Semoga dengan makin erat nya rasa persatuan,kebersamaan dan persaudaraan diantara kita,negeri ini bisa menjadi lebih baik,Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur...Amiiin....